SIAPA AFRA ?
Anti-Fascism / Racism Action (AFRA) adalah sebuah organisasi yang keanggotannya bersifat terbuka untuk umum, tidak dibatasi pada agama, suku, jenis kelamin atau paham politik. AFRA juga adalah organisasi yang bersifat independen atau bebas tidak terikat kepada suatu organisasi massa lainnya, seperti partai politik atau lembaga swadaya masyarakat. Adapun jika AFRA mengadakan kerja sama dengan organisasi-organisasi semacam ini, hal ini hanya bersifat aliansi taktis atau sementara.
AFRA sebagai organisasi perlawanan, dilahirkan karena adanya persamaan yang tertuju kepada situasi dan kondisi dalam negeri yang semakin kabur arah geraknya dan cenderung mengarah ke keadaan yang merugikan rakyat pada umumnya. Rejim penguasa yang kapitalistik, feodalistik dan militeristik tidak terhentikan sepak terjangnya dalam tindakan-tindakan yang bersifat melanggar hak asasi manusia dan merugikan rakyat kecil. Cita-cita perubahan kehidupan rakyat menuju ke arah yang lebih baik, yang mereka dengung-dengungkan (janji) selama ini semakin tidak jelas hasilnya. Konflik horisontal atau antara sesama rakyat terus terjadi dan tidak pernah terselesaikan dengan tuntas. Di manakah kehidupan yang adil, makmur dan sejahtera buat rakyat ?
Dengan mengacu pada situasi dan kondisi seperti di atas itulah, AFRA sebagai bagian tidak terpisahkan dari rakyat berusaha membangun kesadaran, kekuatan rakyat dan belajar bersama-sama di tingkatan akar rumput (grass root) untuk melakukan sebuah perubahan yang benar-benar menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, adil dan makmur.
Untuk mencapai cita-cita masyarakat sosialis, adil, makmur, sejahtera dan tanpa penindasan, dalam perjuangannya AFRA selalu menentang :
1. Kapitalisme, yang merupakan sumber dari segala sumber ketidakadilan dan ketidakdemokratisan di dalam kehidupan rakyat. Dalam hal ini, AFRA menentang segala bentuk pengeksploitasian kaum kapitalis terhadap kaum buruh, kaum tani dan kaum miskin kota, termasuk pengeksploitasian terhadap nilai-nilai seni yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat. AFRA mendukung segala bentuk kesenian bawah tanah, seperti punk, skinhead dan hardcore, yang memperjuangkan perlawanan terhadap kapitalisme.
2. Feodalisme, AFRA menentang segala bentuk perwujudan nilai feodalisme yang menurut kami akan selalu menghasilkan proses pemasungan kebebasan manusia untuk berkembnag dengan wajar. Kultus individu, patronase, budaya patuh yang membudak serta hilangnya daya kritis dalam berpikir adalah beberapa nilai yang lahir seiring dengan feodalisme ini. Oleh sebab itu, feodalisme harus segera dihapuskan.
3. Fasisme, AFRA menentang segala bentuk penindasan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap seseorang atau sekelompok orang lainnya.
4. Militerisme, AFRA menentang segala bentuk militerisme. Bidang-bidang kehidupan rakyat, seperti bidang ekonomi, sosial dan politik, harus dibebaskan dari campur tangan pihak militer yang setiap saat dapat melakukan tindakan pemaksaan kehendak dengan alat pemaksa absolut (senjata) milik mereka.
5. Imperialisme atau penjajahan, penindasan suatu bangsa yang dilakukan oleh bangsa lain adalah salah satu bagian dari bentuk pengeksploitasian milik kapitalisme. Maka dari itu, AFRA menentang segala bentuk penjajahan di atas muka bumi ini. AFRA mendukung dan berpihak kepada kemerdekaan yang dituntut dan diperjuangkan oleh bagsa-bangsa terjajah. Hal inilah yang kami sebut sebagai solidaritas internasional, dan AFRA sangat mendukungnya.
6. Diksriminasi, AFRA menentang segala bentuk tindakan diskriminatif atau pembedaan
yang merugikan seseorang atau sekelompok orang. Dalam hal ini, berarti AFRA juga
menentang:
a. Rasialisme, AFRA menentang segala bentuk pembedaan yang merugikan terhadap suatu
ras atau warna kulit tertentu. Termasuk di dalamnya, AFRA menentang pembedaan yang
merugikan terhadap suatu suku dan juga menentang penciptaan konflik yang menggunakan
isu-isu suku, agama, ras, antargolongan dan antaraliran (SARA).
b. Seksisme, AFRA mendukung perjuangan untuk menuntut persamaan hak antara pria
dengan wanita. Sistem patriarki atau dominasi kaum pria terhadap wanita harus dihapuskan.
c. Homophobia, AFRA mendukung perjuangan untuk menuntut persamaan hak bagi kaum
gay atau lesbian. Tindakan-tindakan diskriminatif terhadap kaum ini harus dihapuskan.
7. Kekerasan, AFRA menentang segala bentuk kekerasan, seperti tindakan-tindakan yang telah dilakukan oleh aparat keamanan dalam menangani beberapa aksi unjuk rasa dengan pukulan yang berlebihan dan tembakan senjata ke arah pengunjuk rasa atau tindakan-tindakan aparat keamanan dalam menyelesaikan masalah di wilayah Aceh dan Timor Leste. Bagi AFRA, dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang ada, cara-cara yang demokratis harus tetap menjadi yang utama untuk digunakan.
8. Tindakan-tindakan yang menggunakan isu atau kedok agama untuk melanggengkan kekuasaan yang menindas rakyat. Bagi AFRA, agama adalah sesuatu yang pada hakekatnya memiliki tujuan untuk keselamatan dan kedamaian umat manusia di muka bumi. Di dalam agama ini banyak terkandung semangat dan cita-cita pembebasan bagi umat manusia dari segala bentuk penindasan. Agama tidak boleh dijadikan alat bagi orang-orang yang rakus akan kekuasaan.
9. Perusakan lingkungan, AFRA menentang segala bentuk perusakan lingkungan, terutama
yang disebabkan oleh kapitalisme sebagai suatu sistem yang rakus. Kapitalisme hanya
berorientasi pada keuntungan dan oleh karena itu, sistem ini hanya akan terus-menerus
mengeksploitasi lingkungan tanpa memperhatikan kelangsungan lestarinya alam. AFRA
mendukung segala bentuk tindakan pelestarian dan perlindungan alam di muka bumi ini.
AFRA SUDAH BERAPA LAMA ?
Masih muda, tidak seperti Wildcat. AFRA berdiri pada 26 Juni 1999.
STRUKTUR ORGANISASINYA ?
Yang pasti tidak menggunakan struktur yang memungkinkan seseorang atau kelompok dapat menciptakan kebijakan sesuai keinginannya sendiri untuk komunitas (instruktif seperti sentralis).
SIAPA (GENDER, USIA ATAU LAINNYA) YANG DIORGANISASIKAN AFRA ?
Dalam hal ini, kami tidak membatasi ruang lingkupnya... mungkin bisa laki-laki, perempuan, usia 15 tahun ke atas, seniman, punk, pedagang atau kaum miskin kota.
BESARNYA ANGGOTA BERAPA ORANG ?
Berapa orang yang mengikuti aksi-aksi kami, yang jelas cukup untuk menjadi hantu bagi para pemilik modal, militer dan kaum intelektual radikal yang hanya mengejar kursi di parlemen.
KENAPA DI AFRA TIDAK BANYAK TERLIHAT KAUM PEREMPUANNYA ?
Karena kultur sosial yang berbeda dengan yang ada di Eropa. Di Indonesia, masyarakat masih dipengaruhi oleh faktor nilai feodalistis yang sangat besar, yang memiliki muatan gender. Di mana perempuan tidak memiliki kebebasan seperti yang diinginkannya. Contoh, tidak memiliki kebebasan dalam berorganisasi, keluar malam dan menentukan jalan hidupnya.
TUJUAN AFRA ?
1.Menciptakan sebuah perubahan yang berbasiskan dari akar rumput (grass root).
2.Membangun kesadaran baru secara bersama-sama untuk menciptakan kesetaraan.
SOAL APA YANG DIDISKUSIKAN ANGGOTA AFRA ?
Wacana yang berhubungan dengan langkah-langkah menuju perubahan keadaan masyarakat. Seperti seputar masalah teori materialisme, dialektika dan historis serta masalah kesenian yang berpihak kepada rakyat (seni propaganda kerakyatan).
HUBUNGAN DENGAN ORGANISASI LAIN ?
Hubungan kami dengan organisasi lain hanya bersifat aliansi taktis. Dengan syarat antara lain, organisasi tersebut mempunyai cita-cita yang sama dengan kami dan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan serta demokratis.
SEBAB KRISIS DI INDONESIA ?
Karena berkuasanya rejim feodalistik, kapitalistik dan militeristik. Sehingga mendorong terjadinya monopoli pada bidang sosial, ekonomi dan politik. Ini mengakibatkan krisis multidimensional dalam kehidupan sosial (masyarakat pada umumnya).
SEBAB KRISIS MONETER ?
Adanya defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang terus membengkak, hutang luar negeri, hutang swasta, intervensi monopolistis dari kapitalis dan negara dalam kebijakan ekonomi.
SEBAB KRISIS POLITIK ?
Pembatasan organisasi, tidak adanya kebebasan berorganisasi, tidak adanya kebebasan pers dan pensakralan ideologi asas tunggal (Pancasila) oleh negara. Rakyat dibutakan dari masalah politik.
BAGAIMANA DENGAN PERUBAHAN DI INDONESIA ?
1.Pada masa Orde Baru, pembangunan terjadi, tetapi tidak secara substansial atau pembangunan dari bawah. Yang ada hanya pembangunan yang diorientasikan kepada kepentingan Soeharto dan kroni-kroninya, dalam arti pembangunan yang terjadi tidak membangun basis perekonomian rakyat. Contoh, yang banyak terjadi adalah pembangunan jalan tol dan gedung bertingkat.
2.Pada masa setelah jatuhnya Soeharto, perubahan yang terjadi hanya ada dalam bidang politik. Itu juga hanya bersifat semu, karena ternyata masih terjadi pembatasan atau larangan terhadap beberapa ideologi. Seperti, pelarangan terhadap komunisme (Marxisme-Leninisme). Pada bidang ekonomi, tidak mengalami perubahan yang berarti.
FASISME : SIAPA DAN BAGAIMANA ?
Yaitu adanya kaum sipil yang diorganisasikan untuk kepentingan partai politik tertentu atau untuk kepentingan militer. Rt / Rw akan berfungsi sebagai alat kontrol terhadap para preman, kemudian preman ini diorganisasikan dan dipersenjatai. Organisasi kemasyarakatan yang berbasiskan agama juga sering menjadi tempat pengorganisasian untuk kepentingan semacam ini.
RASISME : LAWAN SIAPA DAN OLEH SIAPA ? DI DALAM KAUM ATAU KELAS APA ? SERTA MENGAPA ?
1.Lawan siapa dan oleh siapa ? Perang antarkelompok, perang antarsuku, seperti antara Suku Dayak melawan Suku Madura yang terjadi di wilayah Sampit. Warga pribumi membenci atau melawan warga nonpribumi (Tionghoa).
2.Mengapa ? Karena adanya kesenjangan ekonomi, politik dan pembangunan yang tidak merata. Adanya perpindahan penduduk (transmigrasi) ke tempat yang lebih menjanjikan, kasus ini jugalah yang menjadi salah satu pemicu perang antara Suku Dayak melawan Suku Madura.
PADA MASA SOEHARTO DAN SESUDAH SOEHARTO ADA PERUBAHAN RASISME, MENGAPA ?
Rasisme di Indonesia disebabkan oleh adanya kesenjangan di bidang ekonomi, sosial dan politik. Rasisme di sini, diciptakan untuk menutupi persoalan-persoalan yang ada dan untuk mempertahankan kekuasaan. Contoh, kerusuhan di wilayah Sampit, Kalimantan, yang melibatkan Suku Dayak dan Madura, pribumi dan nonpribumi. Hal ini merupakan desain (rekayasa) yang menjadi alat politik dari elit tertentu dengan melihat dan memanfaatkan kerentanan yang ada di masyarakat lokal.
BAGAIMANA DENGAN KEPENTINGAN PERJUANGAN BURUH DI DALAM PERUBAHAN MASYARAKAT ?
1.Kepentingan buruh dalam perjuangan masyarakat sangatlah penting, bahkan vital karena perjuangan buruh pada dasarnya adalah perjuangan untuk semua yang meliputi seluruh aspek lapisan masyarakat. Yang memiliki korelasi dengan perjuangan-perjuangan di sektor lainnya, tetapi amat disayangkan sekali perubahan di dalam buruh yang mendasar sampai saat ini belum naik kepermukaan dikarenakan sebuah kepentingan yang mengkuptasi (mengisolasi) kesadaran buruh dalam batas-batas yang normatif dan kepentingan mobilisir, dan ini jelas perjuangan buruh saat ini yang notabene sentralisme tidak mengarah ke sebuah perubahan yg sebenarnya di dalam buruh itu sendiri.
2.Perjuangan kaum tani, adalah untuk mendapatkan kembali tanah-tanah mereka yang telah dirampas oleh penguasa yang kapitalisis dan militeristis. Juga, mereka memperjuangkan hak-hak petani penggarap.
3.Mahasiswa, memperjuangkan demokratisasi.
4.Kaum miskin kota, memperjuangkan mendapatkan kehidupan yang layak dan jaminan sosial.
APA PROGRAM ACARA AFRA ?
Antara lain, diskusi, pentas seni budaya dan aksi massa.
ARTI PENTING GERAKAN INTERNASIONAL UNTUK SITUASI INDONESIA DALAM PANDANGAN AFRA ?
1.Gerakan internasional, seperti antihutang, anti-IMF, adalah sangat penting. Karena sangat mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia, karena intervensi IMF dan Bank Dunia (World Bank) ke dalam kebijakan pemerintahan Indonesia sangat besar. Contoh, adanya pemotongan subsidi bahan bakar minyak, yang mengakibatkan naiknya harga-harga kebutuhan hidup sehari-hari rakyat dan pemotongan subsidi pendidikan.
2.Bagi AFRA, gerakan internasional penting dilakukan sebagai bentuk perlawanan terhadap kapitalisme itu sendiri. Tetapi, skala prioritasnya adalah kondisi objektif dalam negeri.
RELASI DISKUSI DENGAN AKSI LOKAL, NASIONAL DAN GLOBAL DI DALAM PERSPEKTIF AFRA ?
Diskusi adalah sebagai tempat membedah, mempelajari teori dan fenomena (kondisi objektif) yang ada, serta praktek di lapangan secara lokal, nasional dan global.
BAGAIMANA DENGAN RELASI PERJUANGAN POLITIK, BUDAYA ALTERNATIF DAN EKONOMI ALTERNATIF ?
Karena persoalan di Indonesia ada disebabkan oleh intervensi negara dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik serta ini menjadi satu-kesatuan, oleh sebab itu sebuah perjuangan memerlukan korelasi ketiga unsur tadi (politik, budaya dan ekonomi alternatif).
BAGAIMANA KEINGINAN AFRA TERHADAP GERAKAN KIRI REVOLUSIONER INTERNASIONAL ?
Membangun solidaritas dalam segala hal.
AFRA MAU MEMULAI HUBUNGAN-HUBUNGAN MACAM APA DENGAN ORGANISASI GERAKAN DI LUAR NEGERI ?
Saling berbagi informasi, diskusi dan solidaritas.
Juni 2001
email AFRA: dislike@mailcity.com
A Webpage of WELT IN UMWAeLZUNG Mannheim-Ludwigshafen, Germany
5 August 2001